BURUNG POKSAI/POKSAI HITAM
Sebut saja dia
adalah burung poksai hitam, dengan bahasa Latinnya adalah Garrulax
Chinensis, burung poksay hitam = CHINA / MANDARIN ( Black-throated
Laughingthrush Garrulax chinensis ), ini termasuk kedalam suku atau
masuk didalam kerabat burung kuda-kuda, atau bisa juga dengan bahasa latinnya
red fronted laughingthrush / Garrulax Rufifrons.
Banyak Jenis
burung poksai ini, dari poksai jambul putih, dan poksai Hitam, dan burung
poksai ini berasal dari China, Thailand dan menurut sumber informasi burung
poksai ini masuk ke Indonesia pada tahun 1950, lumayan cukup lama, akan tetapi
di akhir tahun 90an hingga saat ini menurut pantauan saya burung ini sudah
sangat jarang di temui di pasar-pasar burung, sama halnya seperti jenis burung
Import lainnya yaitu Burung Hwa Mei atau wambi.
Burung poksai
atau garraulax palliatus atau yang dikenal juga dengan
sebutan The Sunda Laughingthrush banyak ditemukan di negara Brunei,
Indonesia dan Malaysia dan burung poksai yang terdapat di Indonesia adalah
jenis poksai kuda atau yang disebut Garrulax Rufifrons.
Dan Konon
katanya, di negeri asalnya burung ini dinamai Pai hu. Poksay dianggap
burung kuburan karena senang memilih tempat tinggal yang sunyi dan rindang
seperti kuburan sama halnya dengan burung wambi juga.
Burung Poksai
dialamnya selalu hidup berpasangan dan burung ini mempunyai ciri jambul dan
juga ekor yang cukup panjang, habitat alamnya yaitu daerah subtropis atau
tropis atau daerah hutan tropis yang lembab di dalam semak belukar, atau juga
daerah pergunungan yang cukup lembab.
Burung poksai
biasanya mencari makanan di percabangan pohon yang lebih rendah atau bisa juga
mencari makan di atas tanah, makanan alami burung ini adalahnya serangga kecil
yang hidup di antara dedaunan pohon, biji-bijian, atau bisa juga makan
buah-buahan yang terjatuh dari atas pohon, juga pemakan serangga dan tawon
madu.
Dan ini salah satu suara dari burung poksai hitam
Burung Poksay / Poksai Hitam
Dan ini salah satu suara dari burung poksai hitam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar